Selasa, 03 September 2013

CERMIN HIDUP= Selalu Ada (Kesempatan Ke-Dua)

by: http://fiksi.kompasiana.com/cermin/2013/08/06/selalu-ada-kesempatan-ke-dua-582116.html
Mendung menggantung di atas tanah makam Jiwo. Sohib dan Karib terdiam memandang batu nisan di depannya.
‘Seandainya saja kita diberitahu kapan datangnya kematian..’
‘Kenapa?’ tanya Karib heran.
http://jamilramadani.files.wordpress.com/2012/06/nzdza-u-cs_110894-png.jpg 
Sohib menarik nafas panjang. ‘Entahlah, aku lebih suka bila Tuhan memberitahu kapan datangnya ajal.’
Karib tertawa sinis, ‘Supaya bisa memuaskan diri dengan kesenangan, begitu?’
‘Supaya aku bisa memanfaatkan waktuku untuk berbuat lebih baik. Tak selamanya aku ingin jadi copet, Rib.’
‘Alaaa.. Sok suci, kau. Selama masih diberi hidup, kenapa tak manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Urusan dosa nanti saja. Yang penting anak istrimu bisa makan. Kau mau hidup susah terus-terusan?’
Sohib menggeleng.
Sudah sebulan ia menganggur. Hidup di kota besar tanpa memiliki penghasilan? Tak mudah. Tak pernah gampang menjalaninya. Mengikut Karib dan Jiwo mencopet memang baru dua kali dilakukannya. Tapi seperti mimpi buruk. Ia sungguh menyesal karenanya.
‘Nah itu, kau tau jawabannya. Sudah, jangan berpikir yang macam-macam. Jiwo mati bukan karena kutukan. Apes, Hib, cuma apes dia kemarin.’ Karib mengepulkan asap rokoknya ke langit. ‘Aku pulang. Siapkan dirimu untuk operasi besok. Jam tiga kita bergerak. Jelang subuh nanti pasti banyak mangsa yang bisa dimakan. Jangan sampai berubah pikiran.’
Karib beranjak meninggalkan pemakaman.
Tinggal Sohib yang masih terpekur disana. Berkelana dengan pikirannya. Satu jiwa mati sia-sia. Kematian Jiwo benar-benar menyentak kesadarannya. Dikeroyok massa. Harus begitukah akhir hidup seorang copet amatiran sepertinya? Itukah yang diinginkannya? Bagaimana Nisa, istrinya, Hanum putrinya kecilnya, jika ia pergi dengan cara sedemikian? Gusti Allah, nyuwun pangapura.. Jika aku berniat tobat saat ini, masihkah engkau terima ya, Allah?
Sayup takbir mulai bergema di udara.
Sohib menengadah.
Tiba-tiba saja langit kembali menjadi cerah..
.
#di dalam Dia, senantiasa ada kesempatan yang ke-dua..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar